Salah satu fashion show dengan bentuk panggung dan lighting paling “ajaib” yang pernah saya sambangi
Well, sebenarnya saya nggak mau terlalu banyak bercerita tentang fashion show satu ini Ada beberapa hal yang membuat saya merasa tidak nyaman untuk menceritakan ini ke kalian. Tapi apa daya ternyata saya tetap tidak bisa menahan diri untuk berkomentar ini itu yang terjadi disana.
Datang disaat fashion show akan segera dimulai dalam hitungan menit adalah hal yang sangat tidak nyaman. Hampir semua tempat strategis yang disinyalir akan menjadi titik yang sangat oke jika dijadikan “basecamp” pengambilan gambar alias untuk foto sudah dikuasai para fotografer dengan peralatan tempur super lengkap. Bukan senapan atau bedil tentunya, melainkan kamera foto professional.
Saya yang saat itu baru saja sampai di lantai 10 Plaza Bapindo, atau tepatnya di Assembly Hall nya, langsung sibuk clingak clinguk mencari tempat yang at least masih oke jika dijadikan “basecamp” saya menyaksikan sekaligus mengambil gambar dari fashion show hari itu. Dan akhirnya setelah beberapa lama sibuk clingak clinguk, saya mendapatkan satu tempat yang saya rasa lumayan strategis. Saya pun siap untuk menyaksikan fashion show hari itu . Fashion Show IPMI(Ikatan Perancang Mode Indonesia) Trend Show 2012 yang akan menampilkan koleksi dari 3 desainernya, yakni Tri Handoko, Valentino Napitupulu dan Adesagi Kierana.
Duduk manis beberapa saat di “basecamp” saya, malah semakin membuat hati ini gundah gulana dan berpikir dan terus berpikir.
“Ini panggung bentuknya aneh. Segitiga, terus dibagian ujungnya lancip. Nah nanti itu model berhentinya madep mana ya?. Sesuai sama arah dia jalan, atau menyesuaikan dengan posisi fotografer ya?”.
Seperti itulah kira-kira pertanyaan-pertanyaan yang terus lompat-lompat dikepala saya, pertanyaan yang akhirnya bikin galau karena kalau seandainya si model mengambil pose lurus menghadapkan tubuh pas searah titik sudut yang menyerupai jarum jam itu, niscaya sepertinya saya nggak akan dapet satupun gambar yang lumayan untuk fashion show itu.
Hal itu akhirnya bikin saya mikir dan mikir gimana blocking si model, dan memutuskan bertanya pada enggak-tau-siapa-yang-jelas-panitianya mengenai blocking modelnya gimana, dan jawaban si enggak-tau-siapa-yang-jelas-panitianya tidak membuat kegalauan saya berkurang karena,
“Yang jelas nanti pasti modelnya akan berhenti dan pose menghadap media”.
Begitulah kata si enggak-tau-siapa-yang-jelas-panitianya saat saya tanya blocking modelnya bagaimana. Denger jawaban itu saya pun menarik kesimpulan awal kurang lebih seperti ini,
“Mati Gue ini mah nggak bakal dapet sama sekali deh fotonya”.
Karena kalau 100% mengadap posisi fotografer, dan yang mana itu berarti si model akan memutar posisi badannya sekitar 45 derajat, maka posisi itu akan menyamping dari posisi saya. Saat itu satu-satunya harapan adalah “semoga sang kamera poket ini bisa ambil gambar saat si model masih dalam posisi jalan, jadi tubuhnya pas menghadap saya”.
Dan setelah menunggu selama bermenit-menit akhirnya fashion show dimulai dengan menampilkan busana seragam!.
“Seragam?. What?. Seragam?!. Laahhhhh”.
Saya sempet bengong beberapa saat ketika pada opening show disuguhi baju-baju seragam. Mulai dari seragam suster, dokter Rumah Sakit, pramugari dan pilot dalam beberapa variasi, sampai seragam montir. Saya pun bingung, bengong dan mikir,
“Laahhhh kok ini show baju-baju seragam yak?”.
Konyol, bahkan sangat konyol dan mungkin perlu sedikit ditoyor, karena dengan tanpa dosa nya saya nggak baca rilis yang saya terima terlebih dahulu. Di rilis tertulis dengan jelas kalau ternyata memang show dibuka dengan parade peragaan busana dari Maxistyle, salah satu merek baju seragam korporat terbesar di Indonesia yang bekerjasama dengan 10 orang desainer IPMI dalam mendesain busana seragamnya. Busana seragam yang ditampilkan pada opening fashion show ini,
“Ooowwhhhhh….”.
Show berjalan dan ternayata titik berhenti dan pose si model tidak sesulit yang dibayangkan karena blockingnya tidak terlalu konsisten hanya menghadap ke satu arah. Sering para model berhenti dan melakukan pose pada posisi badan yang tetap, yang mana itu adalah pas banget mengarah ke posisi “basecamp” saya. Tapi beberapa kali si model juga pose mengarah ke sudut fotografer, 45 derajat menyamping dari saya. Dan juga lumayan sering titik perhetian si model bergeser, entah berapa derajat atau setengah sampai satu langkah. Itu saya katakan sebagai blocking labil, karena tidak konsisten berhenti di satu titik saja. Saya nggak ngerti deh kenapa begitu. Mungkin memang sengaja sebagai variasi agar tidak membosankan, atau mungkin ada kesalahan juga di si model, entahlah.
Lalu hal lain yang juga bikin saya mikir, mikir dan mikir lebih keras adalah lightingnya. Lighting utama dititikberatkan pada posisi jatuh tepat di badan si model dari arah mereka keluar di ujung panggung dengan cukup “kencang”. Kalau menggunakan istilah saya, “Lightingnya nembak banget”. Itu bikin banyak saat dimana si model jadi terlalu banyak tertimpa lampu, dan banyak juga yang bocor. Dan saya pun kembali dibuat pusing dengan hal ini. Terlebih lagi sering memainkan lighting kedip mati-nyala-mati-nyala dan sorotan terang perlahan saat lightingnya mati dan kemudian nyala lagi, bikin saya pusing karena silau setengah mati.
Jika pada fashion show hari pertama yang dibuat pusing dengan bentuk panggung dan lighting yang “ajaib”, pada fashion show hari kedua saya dibuat nggak habis pikir dengan kengaretan show. Disaat 20 menit sudah lewat dari jadwal dimulainya fashion show bagian pertama tapi boro-boro dimulai, ruangannya aja masih kosong sekitar ¾ bagian. Jadilah kebengongan saya bertambah, selain karena panggung dan lampu, di hari kedua ditambah dengan kengaretan amat sangat yang terjadi.
Jadi, singkat cerita terlepas dengan bagaimana rancangan bajunya, IPMI Trend Show 2012 ini meninggalkan kesan tersendiri bagi saya. Saya nggak akan pernah lupa gimana itu bentuk panggungnya yang akhirnya saya juluki “Si Panggung Segitiga Bermuda” karena bentuk segitiganya, dan lighting yang sempat bikin saya beberapa teringat dengan lampu disko kedap kedip terang banget. Saya juga nggak akan pernah lupa gimana susaahhhh nya dapetin foto yang at least lumayan.
Nb : Iya saya tau ini sama sekali nggak ngebahas gimana bajunya. Kalau mau tau gimana bajunya, liat di posting selanjutnya ya 😛